Pemasaran Pariwisata

    Pariwisata merupakan bagian dari proses pembangunan. Pembangunan kepariwisataan di era globalisasi, reformasi dan pelaksanaan otonomi daerah dalam suasana krisis ekonomi, sosial, kemananan dan lain-lain menjadikan proses perencanaan pembangunan dunia kepariwisataan menjadi sangat kompleks dan rumit, sehingga memerlukan pemikiran yang matang serta hati-hati. Realitas sosial menunjukkan bahwa pariwisata memang merupakan fenomena yang sangat kompleks, dimana ada hubungan antara guest dan Host yang melibatkan manajemen produk dan pasar yang harus di kelola dengan baik.
      Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, mendefinisikan kepariwisataan sebagai keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan bersifat multi dimensi serta multi disiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama wisatawan, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan pengusaha. Keberhasilan pembangunan kepariwisataan bergantung pada keunggulan daya tarik wisata, kualitas sarana dan prasarana di destinasi wisata, dan keberadaan industri pariwisata. Industri pariwisata didefinisikan sebagai kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata yang dimaksudkan adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan.
        Dalam rencana pengembangan pemasaran pariwisata ada beberapa poin yang harus diperhatikan, antara lain: (1) analisis produk; (2) analisis pasar; (3) analisis konsumen; (4) analisis kompetitor; (5) analisis peluang; (6) menentukan sasaran; (7) pengaturan keuangan dan (8) evaluasi (Gartner,  1996:417-423).
Pemasaran merupakan sebuah konsep ilmu dalam strategi bisnis yang bertujuan untuk mencapai kepuasan keberlanjutan bagi stakeholder (konsumen, karyawan, pemegang saham). Sebagai ilmu, pemasaran merupakan ilmu pengetahuan yang objektif, yang diperoleh dengan penggunaan instrumen-instrumen tertentu untuk mengukur kinerja dari aktivitas bisnis dalam membentuk, mengembangkan, mengarahkan pertukaran yang saling menguntungkan dalam jangka panjang antara produsen dan konsumen atau pemakai (Hasan, 2009:1). Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumennya, sehingga konsumen mempunyai pandangan yang lebih positif terhadap perusahaan, dimana hal ini adalah kunci sukses keberhasilan perusahaan. Semakin berkembangnya perekonomian, maka pemuasan kebutuhan pelanggan sangat penting. Oleh karena itu setiap perusahaan harus mampu mengembangkan produk untuk dapat memuaskan konsumen. Tanpa tercapainya kepuasan yang dirasakan oleh konsumen, maka kegiatan pemasaran dapat dikatakan belum berhasil.
         Produk dan layanan yang berkualitas berperan penting dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.  Semakin berkualitas produk dan layanan yang diberikan oleh perusahaan maka kepuasan yang dirasakan oleh pelanggan akan semakin tinggi.  Menurut Fandy Tjiptono (2002:24) adanya kepuasan pelanggan akan dapat menjalin hubungan harmonis antara produsen dan konsumen. Menciptakan dasar yang baik bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang akan dapat menguntungkan sebuah perusahaan.
         Kepercayaan pada merek dapat diwujudkan apabila sebuah produk telah memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen, dimana mereka akan puas terhadap produk tersebut. Kepercayaan akan timbul apabila konsumen telah merasakan kepuasan karena telah mengkonsumsi atau menggunakan produk dengan merek tertentu. Konsumen yang merasa nyaman dan percaya karena sebuah produk, tidak akan mudah meninggalkan atau mengganti produk tersebut dengan produk merek lain. Oleh karena itu merek juga berperan penting untuk menjadi identitas produk tersebut. Suatu merek harus dapat memberikan kepercayaan terhadap konsumen bahwa merek tersebut benar-benar dapat dipercaya.

0 komentar: