Jumat, 09 Januari 2015

Konsep Pengelolaan Wisata Bahari



Wisata bahari merupakan jenis wisata minat khusus yang mengandalkan daya tarik alami lingkungan pesisir dan lautan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan wisata bahari secara langsung berupa kegiatan diving, snorkling, berenang, berperahu dan lainnya. Sedangkan wisata bahari secara tidak langsung seperti kegiatan olahraga pantai, piknik menikmati atmosfir laut dan sebagainya.


Salah satu potensi utama yang menjadi daya tarik wisata bahari adalah terumbu karang beserta sumber daya hayati laut lainnya. Keragaman spesies  terumbu karang dan ikan hias merupakan obyek utama yang menciptakan panorama keindahan bawah laut bagi penyelam dan para wisatawan yang melakukan snorkling ataupun diving. Inilah yang menjadi andalan daya tarik Destinasi Wisata Wakatobi di samping obyek wisata budaya dan kulinernya

WAKATOBI merupakan akronim dari empat pulau yakni Pulau Wangi-Wangi (Wa), Pulau Kaledupa (Ka), Pulau Tomia (To), dan Pulau Binongko (Bi). 

Sedikitnya diperairan Wakatobi terdapat 750 spesies terumbu karang dari 850 spesies terumbu karang di dunia dan memiliki 942 jenis ikan karang. Sehingga wajar jika di perairan Wakatobi tersebar sekitar kurang lebih 74 titik penyelaman yang memiliki daya tarik  wisata bahari. 

Sumberdaya alam tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Wakatobi. Pada tahun 2010, Wakatobi dikunjungi wisatawan sebanyak 6.793 wisatawan terdiri dari 4.883 wisatawan domestik dan 1.910 wisatawan mancanegara. Kemudian pada tahun 2014 bertambah menjadi 4.520 wisatawan mancanegara dan 9.750 wisatawan domestik. Jumlah wisatawan tersebut akan semakin meningkat jika Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah serius dalam mengelola sektor pariwisata, apalagi pemerintah menempatkan sektor pariwisata bahari sebagai salah satu sektor ekonomi andalan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena diketahui bahwa kegiatan pariwisata merupakan suatu mata rantai yang melibatkan berbagai komponen di dalamnya seperti, atraksi, amenitas, aksesibilitas, cenderamata, pemandu wisata, dan seterusnya.
 

Semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan berarti dapat dikatakan destinasi tersebut berdaya saing tinggi. Untuk mencapai hal itu, diperlukan pengelolaan yang tepat mengikuti proses dan prosedur yang berlaku untuk memberikan kepuasan kepada wisatawan. Beberapa unsur penting yang harus dilakukan untuk menuju pengelolan yang baik, yakni:
Pertama, Unsur perencanaan.Unsur perencanaan di dalam pengelolaan destinasi wisata meliputi: (i) menentukan tujuan pokok dan penunjang manajemen destinasi wisata; (ii) merumuskan desain kegiatan atau program organisasi manajemen destinasi; (iii) memastikan faktor-faktor pendukung dan penghambat yang paling mungkin dihadapi dalam mencapai tujuan pengelolaan destinasi serta strategi untuk mengatasinya; (iv) menyusun langkah-langkah yang paling strategis untuk melaksanakan pengelolaan destinasi dan skema pengendalian kegiatan. 
Kedua, Unsur Pengorganisasian atau memobilisasi seluruh sumber daya. Unsur penting di sini adalah penentuan dan alokasi sumberdaya sebagai pelaksana riel kegiatan pengelolaan destinasi wisata, serta pegaturan fungsi-fungsi para pelaksana di dalam kegiatan tersebut. 
Ketiga, Unsur Pelaksanaan atau implementasi. Unsur implementasi program menyangkut sejumlah tindakan di dalam menjalankan aktivitas pengembangan destinasi, mulai dari pengembangan atraksi, amenitas, aksesibilitas, pengembangan SDM, pengembangan kelembagaan, hingga kegiatan promosi dan pemasaran.
Keempat, Monitoring dan Evaluasi. Monitoring mencakup kegiatan mengontrol kegiatan pelaksanaan manajemen destinasi, mengidentifikasi hambatan-hambatan pelaksanaannya untuk kemudian menemukan solusi yang tepat.

0 komentar: