Angin Pantai berhembus ke arah darat, udara dingin di kala
senja mulai merambati kolong-kolong perkampungan. Suasana di dalam rumah dan di
pinggir pantai menyiratkan keinginan menikmati kebersamaan waktu makan. Wa Ama
berjalan mendekati rumahnya selepas ia menambatkan perahunya di tepi pantai.
Tak lama dari kejauhan, La Ane dan Wa Ambe menyusul langkah Wa Ama menuju
tempat yang sama.
Tidak ada kata malas dan berpangku tangan dalam keluarga, semua bersusah payah bekerja keras demi menghidupi keinginan dan harapan hidup yang layak. La Ane kakak dari Wa Ambe adalah buruh atau kuli bangunan di pelabuhan. Sedang adiknya Wa Ambe adalah buruh lepas setelah panen rumput laut. Pekerjaan Wa Ambe ini bergantung pada waktu panen rumput laut. Selama kurang lebih 40 hari (masa panen rumput laut), Wa Ambe hanya membantu ibunya yang kerap kali mengerjakan Jalajah (anyaman bambu ukuran 2x1m seharga Rp 10.000/lembar).
Tidak ada kata malas dan berpangku tangan dalam keluarga, semua bersusah payah bekerja keras demi menghidupi keinginan dan harapan hidup yang layak. La Ane kakak dari Wa Ambe adalah buruh atau kuli bangunan di pelabuhan. Sedang adiknya Wa Ambe adalah buruh lepas setelah panen rumput laut. Pekerjaan Wa Ambe ini bergantung pada waktu panen rumput laut. Selama kurang lebih 40 hari (masa panen rumput laut), Wa Ambe hanya membantu ibunya yang kerap kali mengerjakan Jalajah (anyaman bambu ukuran 2x1m seharga Rp 10.000/lembar).
Rasa penat menghinggapi tubuh mereka seketika hilang
disapu aroma khas Ikan Parende dari dapur Wa Ina. Sedari sore Wa ina sudah
menyiapkan hidangan Ikan Parende dan Kasoami untuk menyambut kepulangan suami dan
anak-anak tercinta. Tikar mulai digelar, Wa Ambe membantu ibunya menata dan menuangkan
air minum. Sambil duduk bersila, semuanya menikmati Ikan Parende dan Kasoami
buatan Wa Ina. Tak perlulah bermewah-mewah, semua bahan didapatkannya di kampung
halaman. Ikan kakap merah di dapatkannya dari hasil penjualan
Jalajah, sedang Kasoami didapat dari
kebun tak jauh dari rumahnya.
Sluurrp… Wa Ama dan kedua anaknya menyeruput kuah Ikan
Parende sembari menggigit liatnya kasoami. Rasa Kasoami yang tidak begitu
menonjol (sedikit manis) beradu dengan asam dan gurihnya kuah Ikan Parende.
Sungguh nikmat suasana kekeluargaan dan kebersamaan yang terbalut dalam masakan
khas daerah asal, buah cinta kasih seorang Ibu, Wa Ina. Setiap melihat dan
merasakan hidangan Ikan Parende, sosok Wa
ina seakan hadir dalam ingatan
penikmat kuliner Wakatobi.
Editor: Fuad Firmansyah
0 komentar:
Posting Komentar