Kondisi wilayahnya yang didominasi lautan (97%) dan iklimnya yang terkesan
panas, Wakatobi perlu melakukan terobosan-terobosan baru terkait pelestarian
lingkungan. Wilayahnya yang cukup rentan dengan sampah bawaan dari berbagai pulau di sekitarnya, mendorong beberapa sektor untuk mengatasi hal demikian.
Salah satu sektor yang turut serta berupaya mengatasi hal ini adalah sektor Pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi (Nadar) mengharapkan beberapa hal yang tidak kalah penting terkait Image pariwisata di Wakatobi. Dua hal ini adalah pertama, penanaman pohon. Dapat dibayangkan apabila setiap warga punya tanggung jawab untuk menanam pohon di pekarangan rumahnya, dipastikan akan sangat indah dan menarik. Wisatawan yang berkunjung pasti akan membawa kesan yang sangat bagus. Misalnya, kita menanam bunga kertas di pekarangan rumah. Jika suatu saat mekar dan berbunga, akan sangat indah dan memungkinan bisa menjadi salah satu icon daerah itu. Bukan hanya sebatas itu, penanaman pohon juga berfungsi untuk memperkaya oksigen di sekitar kita. Menurutnya, hal ini dapat terwujud karena masih didukung dengan suasana budaya masyarakat yang masih kental dan solid. Dua atau tiga tahun kalau hal ini diterapkan, hasilnya akan nampak dan ini juga menjadi cerminan kalau daerah itu tetap bersatu.
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Wakatobi (Nadar) mengharapkan beberapa hal yang tidak kalah penting terkait Image pariwisata di Wakatobi. Dua hal ini adalah pertama, penanaman pohon. Dapat dibayangkan apabila setiap warga punya tanggung jawab untuk menanam pohon di pekarangan rumahnya, dipastikan akan sangat indah dan menarik. Wisatawan yang berkunjung pasti akan membawa kesan yang sangat bagus. Misalnya, kita menanam bunga kertas di pekarangan rumah. Jika suatu saat mekar dan berbunga, akan sangat indah dan memungkinan bisa menjadi salah satu icon daerah itu. Bukan hanya sebatas itu, penanaman pohon juga berfungsi untuk memperkaya oksigen di sekitar kita. Menurutnya, hal ini dapat terwujud karena masih didukung dengan suasana budaya masyarakat yang masih kental dan solid. Dua atau tiga tahun kalau hal ini diterapkan, hasilnya akan nampak dan ini juga menjadi cerminan kalau daerah itu tetap bersatu.
Kedua, Pengelolaan sampah. Kita semua harus memikirkan sampah, karena ini bukan hanya tanggungjawab Dinas Pariwisata, akan tetapi seluruh masyarakat juga bertangggungjawab terkait hal ini. Sampah yang masih tersisa di daerah kita, maupun yang di bawa arus dari pulau-pulau lain harus kita atasi. Diharapkan kelompok-kelompok yang telah dibentuk, misalnya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) perlahan-lahan mampu mengatasi hal ini. Sangat memungkinkan diterapkan dalam pendidikan formal maupun informal untuk mengatasi sampah. Ajak siswa-siswi maupun masyarakat setempat untuk berpartisipasi dalam mengelola sampah. Obyek wisata kita akan banyak dikunjungi oleh wisatawan jika bebas dari sampah, tuturnya saat ditemui di ruangannya belum lama ini.
0 komentar:
Posting Komentar