Wisata
bahari merupakan jenis wisata minat khusus yang mengandalkan
daya tarik alami lingkungan pesisir dan lautan, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Kegiatan wisata bahari secara langsung berupa kegiatan diving, snorkling,
berenang, berperahu dan lainnya. Sedangkan wisata bahari secara tidak langsung
seperti kegiatan olahraga pantai, piknik menikmati atmosfir laut dan sebagainya.
Salah
satu potensi utama yang menjadi daya tarik wisata bahari adalah terumbu karang
beserta sumber daya hayati laut lainnya. Keragaman spesies terumbu karang dan ikan hias
merupakan obyek utama yang menciptakan panorama keindahan bawah laut bagi
penyelam dan para wisatawan yang melakukan snorkling ataupun diving. Inilah yang menjadi
andalan daya tarik Destinasi Wisata Wakatobi di samping obyek wisata budaya dan kulinernya.
WAKATOBI merupakan akronim dari empat pulau yakni Pulau Wangi-Wangi (Wa), Pulau Kaledupa (Ka), Pulau Tomia (To), dan Pulau Binongko (Bi).
Sedikitnya diperairan Wakatobi terdapat 750 spesies terumbu karang dari 850 spesies terumbu karang di dunia dan memiliki 942 jenis ikan karang. Sehingga wajar jika di perairan Wakatobi tersebar sekitar kurang lebih 74 titik penyelaman yang memiliki daya tarik wisata bahari.
Sumberdaya alam tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Wakatobi. Pada tahun 2010, Wakatobi dikunjungi wisatawan sebanyak 6.793 wisatawan terdiri dari 4.883 wisatawan domestik dan 1.910 wisatawan mancanegara. Kemudian pada tahun 2014 bertambah menjadi 4.520 wisatawan mancanegara dan 9.750 wisatawan domestik. Jumlah wisatawan tersebut akan semakin meningkat jika Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah serius dalam mengelola sektor pariwisata, apalagi pemerintah menempatkan sektor pariwisata bahari sebagai salah satu sektor ekonomi andalan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena diketahui bahwa kegiatan pariwisata merupakan suatu mata rantai yang melibatkan berbagai komponen di dalamnya seperti, atraksi, amenitas, aksesibilitas, cenderamata, pemandu wisata, dan seterusnya.
WAKATOBI merupakan akronim dari empat pulau yakni Pulau Wangi-Wangi (Wa), Pulau Kaledupa (Ka), Pulau Tomia (To), dan Pulau Binongko (Bi).
Sedikitnya diperairan Wakatobi terdapat 750 spesies terumbu karang dari 850 spesies terumbu karang di dunia dan memiliki 942 jenis ikan karang. Sehingga wajar jika di perairan Wakatobi tersebar sekitar kurang lebih 74 titik penyelaman yang memiliki daya tarik wisata bahari.
Sumberdaya alam tersebut menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Wakatobi. Pada tahun 2010, Wakatobi dikunjungi wisatawan sebanyak 6.793 wisatawan terdiri dari 4.883 wisatawan domestik dan 1.910 wisatawan mancanegara. Kemudian pada tahun 2014 bertambah menjadi 4.520 wisatawan mancanegara dan 9.750 wisatawan domestik. Jumlah wisatawan tersebut akan semakin meningkat jika Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah serius dalam mengelola sektor pariwisata, apalagi pemerintah menempatkan sektor pariwisata bahari sebagai salah satu sektor ekonomi andalan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini karena diketahui bahwa kegiatan pariwisata merupakan suatu mata rantai yang melibatkan berbagai komponen di dalamnya seperti, atraksi, amenitas, aksesibilitas, cenderamata, pemandu wisata, dan seterusnya.
Semakin meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan berarti dapat dikatakan destinasi tersebut berdaya saing tinggi. Untuk mencapai hal itu, diperlukan pengelolaan yang tepat mengikuti proses dan
prosedur yang berlaku untuk memberikan kepuasan kepada wisatawan. Beberapa
unsur penting yang harus dilakukan untuk menuju pengelolan yang baik, yakni:
Pertama, Unsur perencanaan.Unsur perencanaan di dalam pengelolaan destinasi wisata meliputi: (i)
menentukan tujuan pokok dan penunjang manajemen destinasi wisata; (ii)
merumuskan desain kegiatan atau program organisasi manajemen destinasi; (iii)
memastikan faktor-faktor pendukung dan penghambat yang paling mungkin dihadapi
dalam mencapai tujuan pengelolaan destinasi serta strategi untuk mengatasinya;
(iv) menyusun langkah-langkah yang paling strategis untuk melaksanakan
pengelolaan destinasi dan skema pengendalian kegiatan.
Kedua, Unsur Pengorganisasian
atau memobilisasi seluruh sumber daya. Unsur penting di sini adalah penentuan
dan alokasi sumberdaya sebagai pelaksana riel kegiatan pengelolaan destinasi wisata, serta pegaturan fungsi-fungsi para pelaksana di dalam kegiatan
tersebut.
Ketiga, Unsur Pelaksanaan atau implementasi. Unsur implementasi program menyangkut sejumlah tindakan di dalam menjalankan aktivitas pengembangan destinasi, mulai dari pengembangan atraksi, amenitas, aksesibilitas, pengembangan SDM, pengembangan kelembagaan, hingga kegiatan promosi dan pemasaran.
Keempat, Monitoring dan Evaluasi. Monitoring mencakup kegiatan mengontrol kegiatan pelaksanaan manajemen destinasi, mengidentifikasi hambatan-hambatan pelaksanaannya untuk kemudian menemukan solusi yang tepat.
Ketiga, Unsur Pelaksanaan atau implementasi. Unsur implementasi program menyangkut sejumlah tindakan di dalam menjalankan aktivitas pengembangan destinasi, mulai dari pengembangan atraksi, amenitas, aksesibilitas, pengembangan SDM, pengembangan kelembagaan, hingga kegiatan promosi dan pemasaran.
Keempat, Monitoring dan Evaluasi. Monitoring mencakup kegiatan mengontrol kegiatan pelaksanaan manajemen destinasi, mengidentifikasi hambatan-hambatan pelaksanaannya untuk kemudian menemukan solusi yang tepat.
0 komentar:
Posting Komentar