Menikmati
keindahan pantai mungkin merupakan kegiatan yang sudah pernah dilakukan oleh
banyak orang. Akan tetapi, di lokasi Pantai Kampa apabila hanya selfie-selfie atau
sekedar jalan-jalan di alam, maka sangatlah disayangkan karena
di lokasi ini menyimpan sejuta DAYA TARIK WISATA.
Di
lokasi pantai ini terdapat jembatan yang nantinya dapat digunakan sebagai tempat memancing.
Namun, saat ini belum bisa difungsikan secara optimal karena belum diresmikan oleh pemerintah daerah. Bukan hanya itu, pengunjung dapat menemukan beragam biota laut seperti kerang-kerang, siput, duri babi,
ikan dan sejenisnya. Hutan bambu yang masih alami dan banyaknya pohon kelapa akan membuat Anda betah di Sana.
Sekitar 30 meter dari bibir pantai kearah utara, pengunjung dapat menemukan sumber mata air bersih yang berpuluh-puluh tahun keberadaanya. Bukan hanya itu, di sebelah Barat Pantai ini pengunjung dapat menemukan tumbuhan Mangrove yang cukup banyak dan sudah berumur. Buahnya bisa diolah menjadi makanan khas masyarakat Kapota sebagai pengganti beras atau singkong. Masyarakat setempat menyebut makanan khas ini adalah Epu-Epu.
Pantai ini terletak di belakang perkampungan, tepatnya berada di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi. Untuk menuju ke Pulau Kapota dibutuhkan waktu sekitar 15 menit dari Wangi-Wangi (Ibukota Kabupaten Wakatobi) menggunakan alat transportasi laut yang cukup unik dan nyaman. Masyarakat setempat menyebutnya "jonson" untuk alat transportasi lokalnya . Tarif transportasi tersebut tidaklah mahal, cukup Rp 5.000 pengunjung sudah bisa merasakan nikmatnya alam Wakatobi.
Kondisi aksesibilitas di Pulau Kapota cukup baik. Jalanan datar, bersemen dengan lebar dua hingga tiga meter. Di sepanjang perjalanan menuju obyek wisata Pantai Kampa akan dijumpai hutan bambu yang cukup banyak dan perkampungan lama di Pulau Kapota. Perkampungan ini dinamakan Togo Molengo (Baca: Benteng Togo Molengo di dalam Blog ini).
Sekitar 30 meter dari bibir pantai kearah utara, pengunjung dapat menemukan sumber mata air bersih yang berpuluh-puluh tahun keberadaanya. Bukan hanya itu, di sebelah Barat Pantai ini pengunjung dapat menemukan tumbuhan Mangrove yang cukup banyak dan sudah berumur. Buahnya bisa diolah menjadi makanan khas masyarakat Kapota sebagai pengganti beras atau singkong. Masyarakat setempat menyebut makanan khas ini adalah Epu-Epu.
Pantai ini terletak di belakang perkampungan, tepatnya berada di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi. Untuk menuju ke Pulau Kapota dibutuhkan waktu sekitar 15 menit dari Wangi-Wangi (Ibukota Kabupaten Wakatobi) menggunakan alat transportasi laut yang cukup unik dan nyaman. Masyarakat setempat menyebutnya "jonson" untuk alat transportasi lokalnya . Tarif transportasi tersebut tidaklah mahal, cukup Rp 5.000 pengunjung sudah bisa merasakan nikmatnya alam Wakatobi.
Kondisi aksesibilitas di Pulau Kapota cukup baik. Jalanan datar, bersemen dengan lebar dua hingga tiga meter. Di sepanjang perjalanan menuju obyek wisata Pantai Kampa akan dijumpai hutan bambu yang cukup banyak dan perkampungan lama di Pulau Kapota. Perkampungan ini dinamakan Togo Molengo (Baca: Benteng Togo Molengo di dalam Blog ini).
Tidak hanya sebatas itu, di pinggir jalan menuju pantai ini dapat dijumpai Goa yang penuh dengan sejarah dan sangat cocok untuk dijadikan lokasi penelitian. Goa ini dikenal masyarakat
dengan nama “Goa La Mabo”. Masih banyak lagi obyek wisata lainnya yang ada di sekitar pantai ini. Yuk...!!! Kita telusuri bersama pantai sejuta daya tarik wisata ini.
#Salam Lestari
Dari Pulau Kapota-Wakatobi untuk Dunia
#Salam Lestari
Dari Pulau Kapota-Wakatobi untuk Dunia
0 komentar:
Posting Komentar