KABHO’A: Tradisi Penangkapan Ikan Laut Tradisional Masyarakat Pulau Kapota-Wakatobi
Secara umum tradisi penangkapan ikan cukup beragam jenisnya seperti misalnya tradisi Mane’e di Manado, Sasi di Maluku, Tradisi Bapongka orang Bajo, dan lain sebagainya yang prosesi dan alat yang digunakan berbeda-beda setiap daerahnya. Di Pulau Kapota Wakatobi Sulawesi Tenggara pada khususnya, tradisi penangkapan ikan yang kini mulai mulai pudar ditengah masyarakat setempat di kenal dengan nama Kabho’a.Kabho’a salah satu cara penangkapan ikan tradisional yang melibatkan banyak orang di Pulau Kapota. Kaboa semacam menyulu (hesurabi) tetapi melibatkan banyak orang bahkan ratusan orang yang prosesinya dengan cara mengepung ikan dengan model melingkar. Semakin banyak peserta yang ikut Kabho, maka semakin baik. Jika prosesi penangkapan ikan hanya melibatkan 1,2 orang berarti itu bukan kabho.
Ada yang perlu diperhatikan oleh peserta Kabho ketika membentuk suatu lingkaran yaitu jarak antara satu dengan yang lainnya diusahakan tidak berjauhan, sehingga sering-sering melihat kiri dan kanannya sambil memukul-mukul air laut agar ikan berkumpul di satu titik.
Prosesi Kabho’a dipimpin oleh satu orang pemimpin yang disebut Parika/Kapala Ika. Tugasnya disamping melihat/memantau pergerakan ikan, Kapala Ika
mengarahkan masyarakat (nelayan) agar maju bersama ke depan dengan kompak
sehingga membentuk sebuah lingkaran. Selain itu, Kapala ika menentukan
kapan diturunkan jarring/pukat untuk prosesi selanjutnya. Kapala Ika juga
bertindak sebagai parika(Parika yang mengatur keselamatan peserta kabho’a).
Untuk Informasi lebih Lanjut dapat menghubungi Kami di Akademi Komunitas Kelautan dan Perikanan Wakatobi. Terima Kasih,
#Salam bahari
#Wonderful Indonesia
Tim Penggerak Kabho'a Pulau Kapota Wakatobi